Monday, April 17, 2017

GELANG BIRU #6


Matahari mengintip dari garis horizon. Pagi ini sabrina bangun lebih cepat dari biasanya. Karena gelang biru itu, meski tidak ada hal yang mistis pada akhirnya, namun ia sudah terlanjur tersugesti suasana mistis. Tidur tak nyenyak hingga membuat kantung dimatanya. ia membuka semua jendela rumahnya dan membiarkan sinar matahari masuk seterang-terangnya. Kali ini ia benar benar rindu pada matahari di hari libur.
Ia membuat sarapan pagi dan membersihkan rumahnya, merapikan barang-barang vemi yang bertebaran dimana-mana setelah semalaman vemi membongkar tas untuk mencari cream malam dari klinik dokter kecantikan ternama di jakarta. Ia melihat kotak lusuh itu lagi, gelang biru itu masih didalamnya. Ia membukanya untuk kesekian  kalinya, kali ini ia lebih berani membukanya karna sudah pagi. Sebenarnya sudah sejak semalam ia melihat sebuah kertas kecil yang terlipat sebagai alas dari gelang biru itu di dalam kotak, namun karna takut ia tidak mengambilnya. Sekarang, karena sudah pagi ia memberanikan diri untuk mengambil kertas itu dan membuka lipatannya. Di sana tertulis:
GUNAKAN DALAM KEADAAN TERDESAK
Pikiran sabrina melayang, bertanya-tanya apakah saat ini sudah terdesak? “ini sejenis gelang power ranger? Atau alat berubahnya silor moon?” pikiran sabrina ngelantur kemana-mana. “masa sih ada yang begitu dijaman sekarang?” ia melihat kembali gelang biru itu dengan seksama, ketika terpapar matahari gelang itu memancarkan sinarnya. Menyilaukan katanya dan meyakinkannya bahwa gelang ini gelang sakti. Buru-buru ia menyimpan kembali gelang itu di tempatnya.
Ia berlari membangunkan vemi dari tidurnya yang pulas. Menggoyang-goyang tubuhnya sampai vemi bangun. “apaan sih sab.. masih pagi” ujar vemi kesal.
“gelangnya... gelangnya...” ucap sabrina terburu-buru.
“kenapa gelangnya?” tanya vemi, matanya masih terpejam dan berbaring di atas kasur.
“gelangnya ngeluarin sinar!!” ucap sabrina bersemangat.
“lu ngeliatnya di depan jendela yak?” tebak vemi.
“iya” sabrina mengakui, namun ia bingung.
“udah ada matahari kan sekarang?” tebak vemi lagi.
“iya” ucap sabrina lagi.
“dasar oon, itu cahaya bentuk pembiasan dari cahaya matahari ke gelang biru lu. Hadooooohhh, makanya kalo pelajaran fisika jangan tidur. Bisa musyrik kan lo. Syahadat lagi sono” vemi melanjutkan tidurnya.
“musyrik dari mana. Bangun lo, noh subuh dah lewat. Sholat!!” sabrina menepuk paha vemi keras.
“AAAAAA......” vemi melotot.

“tuh dah ada nasi goreng” vemi langsung bangun mendengar kata nasi goreng. “makanan aja lu bangun” gerutu sabrina.

No comments:

Post a Comment